Beberapa waktu terakhir, media ramai memberitakan adanya jemaah umrah yang ditangkap di Arab Saudi karena membawa atau mengibarkan bendera Palestina di sekitar Ka’bah. Bahkan ada juga jemaah yang hanya membawa tas berwarna bendera Palestina dan tetap diamankan oleh aparat. Kenapa hal ini bisa terjadi? Bukankah menunjukkan dukungan terhadap Palestina adalah bentuk solidaritas?
Mari kita bahas secara sederhana.
π Ka’bah Bukan Tempat Aksi Politik
Pemerintah Arab Saudi secara tegas menyatakan bahwa Masjidil Haram, termasuk area di sekitar Ka’bah, adalah tempat suci untuk beribadah β bukan untuk kegiatan politik. Karena itu, mereka melarang semua bentuk simbol politik, termasuk pengibaran bendera, spanduk, atau seruan politik, tidak peduli dari negara mana.
Termasuk dalam larangan ini adalah:
- Bendera Palestina
- Bendera negara lain
- Atribut berwarna khas Palestina (seperti kaftiyeh, tas, atau pakaian berwarna merah, putih, hijau, hitam)
- Seruan terbuka yang berisi doa atau yel-yel politik, walau dengan niat solidaritas
Arab Saudi menyatakan bahwa Ka’bah harus dijaga kesuciannya dan terbebas dari unsur politik. (Sumber: Merdeka.com)
π Contoh Kasus: Ditangkap Karena Tas
Salah satu kasus yang viral terjadi saat seorang jemaah perempuan asal Palestina diamankan oleh polisi Arab Saudi. Ia tidak membawa bendera, tapi hanya memakai tas dengan warna seperti bendera Palestina. Ia protes, karena melihat ada jemaah lain membawa bendera Maroko dan Turki, namun tidak ditegur. Namun pihak keamanan tetap menahan dirinya.
Selain itu, ada juga jemaah pria yang nekat mengibarkan bendera Palestina di depan Ka’bah, dan langsung diamankan tak lama setelah itu.
Lihat juga: Mukernas AMPHURI 2025: Kawal Amandemen UU Haji, Perkuat Ekosistem Umrah Nasional
π€² βKenapa Tidak Boleh Mendoakan Palestina di Sana?β
Banyak jemaah merasa heran, karena bahkan mendoakan Palestina dengan suara keras juga bisa ditegur. Tapi perlu dipahami, menurut pemerintah Arab Saudi, hal ini bukan karena mereka anti-Palestina. Mereka hanya ingin menjaga agar ibadah di Masjidil Haram tidak ditunggangi kepentingan politik dari pihak manapun.
Mereka ingin suasana tetap khusyuk dan tidak memicu provokasi antarjemaah dari berbagai negara.
π’ βTapi Bukankah Itu Solidaritas?β
Ya, menunjukkan dukungan terhadap Palestina adalah niat yang baik. Tapi tempatnya harus tepat. Arab Saudi menekankan bahwa ibadah haji dan umrah adalah momen spiritual, bukan tempat untuk menyampaikan pesan politik, meski niatnya untuk kebaikan.

π Baca Juga
- Kasus PT Laraiba Madania Wisata: Klarifikasi Resmi Soal Pencatutan Nama
- Travel Umroh Jogja Penipuan: Waspada & Tips Memilih Aman
π Kesimpulan
- Mengibarkan bendera Palestina di Ka’bah atau Masjidil Haram dilarang karena dianggap aksi politik.
- Larangan ini berlaku untuk semua bendera, bukan hanya Palestina.
- Bahkan membawa tas atau pakaian dengan warna tertentu bisa dianggap simbol politik.
- Pemerintah Arab Saudi ingin menjaga kesucian tempat ibadah dari urusan politik.
- Dukungan terhadap Palestina tetap bisa dilakukan β tapi bukan di tempat suci dan saat ibadah.
Semoga informasi ini bisa menjadi pengingat bagi para jemaah yang ingin berangkat ke Tanah Suci agar tidak mengalami masalah selama beribadah. Ingat, niat baik harus disampaikan dengan cara dan di tempat yang tepat.